Guru Aini
"Aku ingin menjadi guru matematika. Itulah
harapan terbesar dalam hatiku. Karena itulah, aku selalu merasa menjadi guru
matematika adalah alasan mengapa di dunia ini aku ada." (h. 1).
Demikianlah penggalan dari hasrat Guru Desi dalam ‘Guru Aini’ karya
Andrea Hirata setelah sedikit saya modifikasi. Andrea Hirata memang sangat jago
dalam menggambarkan suatu karakter. Dia memang ahli untuk segala prasyarat
sebuah novel yang memukau.
'Guru Aini' dapat dikatakan merupakan suatu cerita
pelengkap bagi novel 'Orang-orang Biasa'. Karena membaca GA akan lebih
sempurna bila sebelumnya telah membaca OOB. Apalagi pada bagian akhir cerita
GA. Tetapi cerita antara kedua novel itu tidak benar-benar paralel. Dalam 'Orang-orang
Biasa', ayahnya Aini meninggal lebih dini.
'Guru Aini' merupakan sebuah novel yang mengisahkan
tentang perjuangan Guru Desi yang mendedikasikan hidupnya menjadi guru
matematika di sebuah pulau terpencil. Desi berhasrat menemukan seorang murid
super cerdas dalam matematika. Dia bernazar tidak akan mengganti sepatu sebelum
menemukannya.
Akhirnya Guru Desi ganti sepatu setelah
berhasil mendidik Aini yang sebelumnya sangat bebal, khususnya untuk pelajaran
matematika. "Takut nian Aini pada Matematika. Baginya, ilmu
hitung-hitung itu dibawa makhluk asing bertopeng hantu untuk menyengsarakan
anak-anak." (h. 38)
Desi telah bercita-cita menjadi guru matematika
sejak kelas 3 SD karena terinspirasi oleh guru matematikanya waktu itu. Padahal
ibunya, gurunya, tetangganya, dan pacarnya, tidak menginginkan Desi
menjadi guru. Hanya ayah Desi saja yang selalu mendukung cita-citanya.
Guru Desi mengatakan bahwa matematika adalah
ibu bagi keilmuan-keilmuan eksak. Dengan menguasai matematika, juga dapat
memudahkan memahami hampir semua bidang keilmuan lainnya. Ini wajar karena
matematika juga merupakan stimulus bagi pikiran.
Murid yang cerdas matematika bukan bawaan,
tetapi dibentuk. Itu benar dalam perspektif matematika sebuah suatu disiplin
keilmuan. Meskipun demikian, matematika adalah fitrah bawaan manusia. Genius
matematika berarti pikirannya bersih dari banyak hal yang merugikan pikiran
sehingga pikiran menjadi encer.
Bagi Guru Desi, menjadi guru yang berhasil
menciptakan murid yang ahli matematika adalah sebuah kemenangan. Kemenangan itu
diraih ketika Desi berhasil mendidik Aini menjadi genius matematika. Padahal
sebelumnya, Aini sangat bebal matematika. Setiap memasuki pelajaran Matematika,
perutnya mual. Bahkan Guru Desi pernah menghardik Aini tentang kebebalannya
dalam belajar matematika. "Belajar matematika sampai empat kali kiamat,
kau akan tetap bebal, Aini!" (h. 81). Ibu Aini sendiri juga pernah menjadi
murid Guru Desi. Ibu Aini sadar bahwa kebebalan Aini tentang matematika sama
dengan dirinya. "Sepertinya keluarga kita, dari pihakku maupun dari pihak
ayahmu, memang bertetangga jauh dengan matematika" (h. 84) kata Ibu Aini.
Tetapi Guru Desi termotivasi mengajar Aini yang
bebal itu karena Aini adalah murid yang jujur. Menurut Guru Desi, kejujuran
adalah bekal dasar untuk pintar matematika. Karena ilmu matematika adalah ilmu
murni akal. Akal yang murni adalah milik orang yang tidak pandai berbohong.
"Matematika tak mengenal drama dan tak menyediakan banyak pilihan selain
kecerdasan dan kerja keras." (h. 123). Tetapi bukan berarti matematika
adalah ilmu tentang ketegangan. Sebaliknya mereka yang jenius matematika adalah
yang punya jiwa seni. Maka tak heran matematikawan besar seperti Pythagoras
adalah orang yang sangat religius dan Al-Farabi adalah ahli matematika
sekaligus ahli musik.
Aini sendiri mulai termotivasi belajar
matematika setelah mengetahui bahwa ilmu tersebut sangat penting untuk menjadi
seorang dokter. Aini berhasrat menjadi dokter spesialis untuk mengobati ayahnya
yang dilanda penyakit aneh. Dukun di kampungnya mengatakan, hanya dokter
spesialis yang bisa mengobati penyakit ayahnya.
Dalam usahanya mendidik Aini, Guru Desi
menjelaskan bahwa belajar matematika itu tidak boleh dengan gentar. Karena bila
demikian, matematika akan mendatangi seperti tsunami. Namun bila mendekatinya
dengan tekun dan tabah, maka matematika akan memiliki hati seorang ibu. Guru
Desi juga mengatakan, semakin sulit sebuah soal dalam matematika, semakin kita
harus respek pada soal itu. "Merasa terhormatlah mendapatkan soal yang
sulit, karena soal yang sulit akan mengeluarkan yang terbaik dari kita."
(h. 271).
Maka matematika tidak hanya mengasah kemampuan
untuk memahami banyak keilmuan lainnya. Matematika juga mengajarkan bagaimana
mengatasi segala kesulitan hidup. Sebagaimana banyaknya kemungkinan yang tak
terhingga dalam teori limit, dalam kehidupan, begitu banyak jalan keluar yang
tersedia untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Tinggal memilih apakah
kita mampu berpikir sebagaimana seorang genius matematika menyelesaikan sebuah
soal yang paling sulit.
Bila jeli memahami 'Guru Aini' 'Orang-orang Biasa'. Kombinasi kedua
novel itu sebenarnya anak mudanya adalah tokoh Debut Awaluddin. Dia adalah
murid Guru Desi yang memilih menjadi orang bodoh meski awalnya adalah genius
matematika. Debut Awaluddin memilik memiliki berkomitmen terhadap komunitas
sosial daripada hanya jenius matematika.
GURU AINI
Reviewed by Miswari
on
21.02
Rating:
Reviewed by Miswari
on
21.02
Rating:

Tidak ada komentar: