Dalam dinamika kehidupan, memahami bagaimana kita diposisikan dalam setiap hubungan itu krusial. Saat teman menjadi pejabat atau kaya mendadak, dinamika sering berubah, memicu ekspektasi yang tidak seimbang. Penting untuk menyadari peran kita—apakah sebagai pendukung atau rekan setara—agar tidak kecewa. Daripada berharap pada orang lain, belajarlah berjalan dengan kaki sendiri, karena pemahaman akan posisi diri adalah kunci ketenangan.
Contohnya, dulu pasangan suami istri mungkin memiliki
posisi yang berbeda, tetapi di zaman modern, kesetaraan seringkali menjadi
kesepakatan. Demikian pula dalam pertemanan, biasanya ada kesetaraan meskipun
usia berbeda. Namun, posisi ini bisa berubah. Ketika seseorang menjadi pejabat
atau mendadak kaya, ia mungkin mulai memposisikan dirinya "di depan",
sementara teman-temannya tetap menganggap mereka setara.
Dampak Perubahan Posisi
Perubahan posisi yang tidak disepakati bersama ini
sering menimbulkan dinamika dalam hubungan. Setiap posisi memiliki peran yang
berbeda. Pepatah "yang di depan memberi teladan, yang di tengah memberi
gagasan, dan yang di belakang memberi dukungan" bisa menjadi panduan. Jika
seseorang memposisikan Anda di belakang, mereka mungkin hanya mengharapkan
dukungan, bukan nasihat.
Seringkali, teman yang statusnya berubah tidak lagi
membutuhkan nasihat atau ide dari teman lamanya yang masih menganggap mereka
setara. Ini bisa menyebabkan nasihat yang diberikan tidak didengar atau
dianggap penting. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami bagaimana
orang lain memposisikan kita.
Menerima Peran dan Batasan
Jika teman Anda menjadi pejabat atau kaya mendadak dan
memposisikan Anda sebagai pendukung, jangan kecewa atau berkecil hati. Anda
tetap dibutuhkan, mungkin untuk memberikan dukungan atau menyuarakan kebaikan
mereka. Yang terpenting adalah memahami di mana Anda diposisikan oleh mereka,
dan di situlah Anda akan dihargai. Jangan berharap lebih.
Banyak yang keliru mengira pertemuan minum kopi dengan
teman yang sukses adalah kesempatan untuk bertukar ide. Padahal, seringkali
mereka hanya ingin mengenang masa lalu atau meyakinkan diri sendiri bahwa
mereka lebih sukses.
Hal serupa juga bisa terjadi di lingkungan kerja. Jika
teman Anda yang dulu setara kini menjadi atasan, pahami apakah Anda masih
diposisikan sebagai sejawat atau sebagai bawahan yang perannya adalah
mendukung.
Tidak ada gunanya jengkel atau sakit hati, karena
setiap orang berhak memposisikan orang lain. Yang penting adalah memahami
dengan baik di mana kita diposisikan. Mencoba menjatuhkan mereka hanya akan
menjadi pelampiasan kekecewaan. Biarkan semuanya berjalan apa adanya. Ingatlah
kata Sayyidina Ali, "Aku telah melalui berbagai pengalaman, tidak ada yang
lebih mengecewakan selain berharap kepada manusia."
Pada akhirnya, hidup dengan bergantung pada orang lain
tidak layak untuk dilanjutkan. Kehidupan yang layak dijalani adalah kehidupan
yang berjalan menggunakan kaki sendiri.
Reviewed by Miswari
on
11.21
Rating:

Tidak ada komentar: