Jadi mubaligh itu jangan seperti tape recorder, menurut syeh ini dan syeh itu. Kamu dituntut pakai nalar, supaya peka terhadap kondisi sosial. Kalau tidak kamu menjadi provokator.
Kalau cuma menyampaikan menurut syaikh ini dan syaik itu, kamu tidak perlu menjadi pendakwah. Orang bisa akses sendiri. Apalagi jaman sekarang, internet masuk pelosok.
Jadi mubaligh itu peran utamanya adalah memahami situasi, kondisi, dan bahkan interesi masyarakat tempat kamu berdakwah. Kamu harus mampu menyesuaikan ayat dan hadits dengan konteksnya. Yang perlu kamu lakukan adalah membumikan Alquran, bukan melangitkan manusia. Alquran itu untuk manusia, bukan manusia untuk Alquran.
Nah, apalagi fatwa syeh ini dan syeh itu. Mereka berfatwa sesuai waktu dan tempat mereka. Kalau kamu langsung ambil fatwa itu untuk waktu dan tempat yang tidak relevan, sama saja kamu memelihara pinguin dan onta di pulau jawa.
Jadilah mubaligh yang menyejukkan. Jangan provokatif, jangan sedikitpun ada niat di hati memancing emosi orang. Sadarlah bahwa kita hidup di negara yang multikultural. Pahamilah bahwa orang lain tidak ingin disakiti, sebagaimana kita juga tidak ingin ada yang menyakiti.
Tahukah kamu kenapa orang seperti Joker muncul? Karena masyarakatnya tidak punya kepekaan. Mereka lupa bahwa setiap orang punya hati dan perasan sama seperti kita. Cobalah untuk menimbang-nimbang setiap akan mengelurkan kata-kata. Adakah yang akan tersakiti, adakah yang akan luka perasaannya.
Ingatlah bahwa kita hidup di dunia seperti berada di puncak bukit, setiap yang kita ucapkan akan kembali kepada diri kita.
Jadilah Mubaligh yang Baik
Reviewed by Miswari
on
08.52
Rating:
Reviewed by Miswari
on
08.52
Rating:

Tidak ada komentar: